PWRIONLINE.COM
JAKARTA, – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan lima wilayah di Indonesia yang mencatatkan kasus aktif virus corona tertinggi.
Dari 510 kabupaten/kota terdampak, Kota Depok di Jawa Barat mencatatkan kasus aktif tertinggi per 1 Agustus 2021.
“Secara nasional lima besar kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif tertinggi adalah Kota Depok dengan jumlah 27.389 kasus aktif,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (5/8/2021).
Setelah Depok, Kota Bekasi menjadi urutan kedua kasus aktif tertinggi dengan 22.674 kasus. Kemudian, Kota Bandung dengan 15.151 kasus aktif, Kabupaten Bantul 14.760 kasus aktif, dan Kota Tangerang Selatan 11.180 kasus aktif.
Adapun dari kelompok provinsi, Jawa Barat menjadi penyumbang kabupaten/kota terbanyak yang mencatatkan kasus aktif tertinggi yaitu 11 wilayah.
Disusul Banten 6 kabupaten/kota dan Jawa Timur sebanyak 5 kabupaten/kota.
Wiku mengatakan, lebih dari setengah provinsi di Indonesia memiliki kabupaten/kota dengan kasus aktif di atas 2.300 kasus.
“Padahal pada akhir bulan Mei lalu sebelum lonjakan kasus terjadi, jumlah kasus di kabupaten/kota ini hanya berkisar antara 400 sampai dengan 1.000 kasus saja,” ujar dia. https://69c2887f46aa0d1951f58e6ad9b19d19.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-38/html/container.html
Di Pulau Sumatera , terdapat 7 kabupaten/kota dengan kasus aktif melewati 2.300 kasus.
Kemudian, di Pulau Kalimantan terdapat 4 kabupaten/kota, Sulawesi 2 kabupaten/kota, Papua sebanyak 2 kabupaten/kota, serta Bali, Nusa Tenggara Timur dan Maluku masing-masing satu kabupaten/kota.
Wiku mengatakan, masih tingginya kasus aktif pada wilayah-wilayah tersebut perlu ditindaklanjuti dengan mengevaluasi penanganan Covid-19 di kabupaten/kota oleh bupati, walikota, dan perangkat daerah lain.
Perlu dilakukan identifikasi kendala dan penyebab masih tingginya kasus untuk segera diperbaiki, misalnya, jumlah tenaga kesehatan yang kurang atau jumlah tempat tidur atau tempat isolasi terpusat yang kurang.
Bisa juga pasokan obat-obatan dan oksigen yang tidak memadai, atau RT/RW yang belum berkoordinasi dalam penanganan dini maupun pemantauan isoman bagi warganya.
“Berikutnya adalah melakukan tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan disertai koordinasi dengan pemerintah pusat jika diperlukan,” kata Wiku.
(KOMPAS.com/red)
#pwrionline.com