Sandi: Soal Selang Cuci Darah di Pakai 40 Kali Esensi Prabowo Kondisi BPJS yang Defisit

PWRIonline.com

Karawang – Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno meluruskan maksud pernyataan pasangannya, capres Prabowo Subianto, yang mengaku mendapatkan laporan selang cuci darah di RSCM dipakai sampai 40 kali. Sandi mengatakan esensi pernyataan Prabowo adalah kondisi BPJS yang defisit.

“Esensi pernyataan Pak Prabowo lebih pada kondisi BPJS yang defisit,” kata Sandiaga saat berkunjung ke Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019).

Sandiaga melanjutkan, selain mengalami defisit, BPJS tidak bisa menghitung secara rinci kebutuhan layanan kesehatan untuk masyarakat.

“Intinya, kita ingin tidak ada keterlambatan pembayaran. Kita ingin BPJS punya dana cukup, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat tidak terhambat,” ujar Sandi.

Menurut Sandi, Prabowo dengan pernyataannya itu bermaksud mengingatkan pemerintah bahwa BPJS harus dikelola dengan baik. Sebab, tak sedikit rumah sakit, klinik, atau mitra BPJS yang kesulitan karena tunggakan pembayaran oleh BPJS. Alhasil, pelayanan kesehatan kepada masyarakat terganggu.

“Kita khawatir kondisi BPJS yang kerap terlambat membayar klaim. Kami berharap, pengelolaan BPJS bisa lebih baik. Sebab, pelayanan kesehatan adalah suatu prioritas. Itu esensi dari pernyataan Pak Prabowo,” tutur Sandi.

Manajemen RSCM mementahkan pernyataan Prabowo yang mengaku mendapat laporan bahwa satu selang alat cuci darah pasien di RSCM pernah dipakai oleh 40 orang. RSCM menyatakan selang untuk hemodialisis (cuci darah) hanya sekali digunakan.

“Pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, demikian juga pelayanan hemodialisis (cuci darah). Pelayanan hemodialisis di RSCM menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use),” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSCM dr Sumaryono di kantornya, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/1).

(detikNews/nvl/red)