Jurnalis Banting Setir Jadi Politisi Caleg DPRD Kab.Sukabumi

PWRIonline.com

Sukabumi – Usianya memang terbilang muda. Namun keinginannya untuk memperjuangkan hajat banyak orang mendorong dirinya membanting setir dari jurnalis ke politisi. Perjuangannya kini dia mantapkan dengan menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Sukabumi di daerah pemilihan I.

Siang itu, langit sedikit mendung tanda akan hujan yang kerap mengguyur wilayah Sukabumi belakangan terakhir, muncul sosok anak muda mengendarai sepeda motor matic-nya. Jam menunjukan sekira pukul 13.00 WIB. Di sekitar Pasar Parungkuda, di sebuah warung kopi ketika banyak warga pasar hulir-mudik dengan aktivitasnya anak muda itu turun kemudian menghampiri dengan senyuman khasnya.

Ya, ia adalah Usman Abdul Fakih yang akan “bertarung” memperebutkan 1 dari 50 kursi pada hajatan lima tahunan menuju gedung parlemen. Pria kelahiran 4 April 1989  adalah jurnalis yang membanting setir menjadi politisi dan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Insya Allah, saya sudah bulat menjadi wakil rakyat. Ternyata masih banyak yang perlu diperjuangkan di dalam sistem parlemen untuk kepentingan masyarakat. Tentunya hal itu saya lihat selama jadi aktivis dan jurnalis,” seloroh Abi, sapaan karibnya memulai perbincangan.

Memantapkan diri menjadi politisi baginya bukan perjalanan pendek. Sejak mengenyam bangku sekolah hingga kuliah, Abi terjun langsung menjadi kaum pergerakan dan bergabung dengan berbagai organisasi. Semua itu dilakukannya untuk mendulang ilmu, pengetahuan, hingga pengalaman.

Sebut saja Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sukabumi, Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) NU Cabang Sukabumi, Lembaga Kajian Putra Putri (El-Kipss) Sukabumi, Badan Pengurus Kabupaten (BPK) OI Sukabumi, dan Ketua Karang Taruna Tunas Bhakti Desa Sukamaju.

Selepas menamatkan kuliahnya di STIE PGRI Sukabumi, pada 2013 Abi yang tercatat warga Kampung Ciputat RT 03/04, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi ini memilih menjadi wartawan. Saat itu dia bergabung dengan Radar Sukabumi (grup Jawa Pos) lalu pindah ke media Sukabumiupdate.com

Selama berkecimpung sebagai kontrol sosial, ayah satu anak hasil buah cinta dengan Irma Agustina (26) masih melihat banyak ketimpangan, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Selama itu pula dia kerapkali memunculkan kondisi riil di lapangan agar menjadi perhatian penguasa. Rupanya, hal itu yang mendorong dia terjun ke politik praktis.

“Saya warga nahdiyyin, dibesarkan di organisasi badan otonom NU. PKB merupakan partai yg dilahirkan oleh NU. Jadi tidak ada alasan lagi bagi saya untuk memilih partai lain selain PKB. Alhamdulillah saya mendapat nomor urut 2,” terang Abi yang bertarung meliputi Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Bantargadung, dan Warungkiara.

Anak kelima dari enam bersaudara pasangan Imur Ratnasari (58) dan Dadam Sudaman (60) ini sadar betul dalam pencalonannya memerlukan cost atau biaya. Meski dengan modal minim, dia optimis ‘melawan” calon berkantong tebal.

Untuk mencetak banyak alat peraga kampanye (APK), seperti spanduk super besar, baliho raksasa, rasanya mustahil bagi dia. Apalagi memasang iklan di berbagai media yang tentunya akan menguras isi kantong. Namun, dia miliki strategi sendiri yakni dengan cara door to door, dari satu kampung ke kampung lainnya langsung bertatap muka dengan masyarakat.

Cara lainnya untuk menyosialisasikan diri dan visi-misinya yakni menggencarkan melalui berbagai jejaring media sosial, baik facebook, twitter, instagram, dan lainnya.

“Saya bukan pengusaha, tak punya modal besar mencalonkan diri. Tapi saya punya tekad untuk berjuang demi menjadikan masyarakat lebih baik. Saya ini berasal dari keluarga petani. Namun saya optimis, pemilih sekarang sudah pintar menentukan pilihan,” tutupnya.

(Reymond)