Pluralisme dan Perjuangan Untuk Keadilan Serta Kesetaraan di Indonesia

PWRIonline.com

Jakarta – Binakamtibmas serta peluncuran buku “Pluralism and Struggle For Justice and Equality” Perpustakaan Nasional RI
Diselenggarakan Polda Metro Jaya

Dalam Diskusi Publik Bejo Untung Mengatakan, pada saat banyak orang di seluruh dunia menghadapi pengawasan, penangkapan, penyerangan, dan bahkan pembunuhan karena membela hak mereka, sangat baik untuk menghargai ingatan seorang pria yang tidak berkompromi dalam perjuangannya untuk mendapatkan hak dan keadilan.

Lanjut Bejo Untung, semangat prinsip dan keberaniannya adalah sesuatu yang kita butuhkan lebih dari sebelumnya
ini. Acara tersebut di selengsrakan Aula Perpustakaan Nasional RI Jakarta Pusat, Rabu (30/05/2018),pukul 10.00 WIB.

Sambung Bejo Untung Mengatakan, saya berbicara hari ini tentang topik pluralisme dan perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan.
Ini adalah topik yang menjadi lebih mendesak di seluruh dunia.Ketika para pemimpin berusaha membangun rintangan dan mendorong perpecahan, orang-orang didorong untuk melihat “orang lain” dengan kecurigaan.Dan kecurigaan secara halus menjadi kebencian, menjadi kekerasan, kata Bejo Untung.

Konflik berbasis identitas lanjutnya Bejo Untung telah ada sejak awal waktu. Namun pada tahun lalu, kami telah melihat narasi beracun dari “kami vs mereka” melonjak di seluruh dunia. Pemimpin telah menjajakan retorika beracun menyalahkan seluruh kelompok atas keluhan sosial dan ekonomi penduduk.

Lebih lanjut lagi Bejo Untung memaparkan, kita melihat di Eropa betapa lamanya nilai-nilai sekularisme berada di bawah tekanan yang meningkat dari narasi-narasi beracun yang menyalahkan seluruh kelompok masyarakat atas kecemasan dan ketakutan
masyarakat, Anda hanya perlu melihat sasaran diskriminasi Muslim di bawah Negara Darurat di Prancis, misalnya.

“Saya tidak di sini untuk menyajikan obat mujarab apa pun. Tetapi saya percaya bahwa jika kita mencoba untuk memahami lebih dalam tantangan global terhadap pluralisme, kita dapat mencari jalan keluar. Saya ingin memulai dengan meninjau tantangan untuk pluralisme di seluruh dunia dan seperti apa bentuknya,”

Indonesia

Lebih lanjut lagi Bejo Untung mengatakan,
Mari saya mulai dengan berbicara tentang Indonesia, yang seperti yang kita ketahui saat ini adalah negara mayoritas Muslim Terbesar di Dunia.

Sebelumnya ia telah memiliki serangkaian kerajaan Hindu dan Budha, dan Kekristenan penjajahnya. Namun terlepas dari kompleksitas dan keragamannya, sejarahnya yang panjang dan bergejolak, Indonesia dapat membanggakan catatan panjang kerukunan relatif antara komunitasnya yang berbeda.s

Bejo Untung meyimpulkan dengan mengatakan ini: pada saat politik demonisasi telah melanda seluruh dunia, ketika kebencian dan ketakutan dan kecurigaan menyebar, ketika divisi yang penuh dendam mulai mengakar, dunia perlu mendengar nada yang berbeda. Kita perlu melihat negara dan populasi yang bersedia melakukannya secara berbeda, untuk menunjukkan bagaimana kita dapat hidup bersama dengan damai,kata Bejo Untung

Indonesia dapat menjadi salah satu tempat tersebut. Dunia membutuhkan Indonesia yang sangat berkomitment terhadap warisan pluralisnya, bersedia melakukan apa yang diperlukan untuk menjaga masa depan perdamaian dan saling menghormati,pungkas Bejo Untung

Acara Binakamtibmas ini dihadiri oleh Tokoh / Ketua YPKP 65 Sdr. Bedjo Untung
Perwakilan Polda Metro Jaya Kompol Bistok Manalu. S.Sos., M.Si

(PMJ/Budiarto/red)