PWRIonline.com
Jakarta – Beberapa waktu lalu ketika Tim Investigasi PWRI (Persatuan Wartawan Republik Indonesia) menyambangi Haris Chandra Bamaisyarah selaku Generasi Muda Penerus Bangsa, yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bid.OKK Markas Besar Laskar Merah Putih Jl.Balimerter No.64-66 Jatinegara Jakarta Timur, Sabtu (1/12/2018).
Chandra mengeluarkan statement dan beberapa data atas Issue yang ditujukan kepada Bapak Presiden Jokowi.
Chandra mengatakan, saya hanya bermaksud memberikan sedikit informasi sekaligus penegasan kepada pembaca khususnya seluruh Warga Negara Indonesia agar tidak mudah termakan oleh isu – isu yang beredar, Tidak lah mungkin Bapak Presiden kita Joko Widodo yang terlahir pada tahun 1961 terkait dengan PKI (Partai Komunis Indonesia) apalagi menjadi anggota atau kader PKI.
Lanjutnya Chandra
Bukan kah saat Bapak Presiden kita Jokowi mencalonkan diri sebagai Walikota Solo, ingat kah pembaca bahwasanya beliau juga diusung oleh Partai PKS ? Mengapa PKS saat itu ikut mengusung apabila beliau itu PKI ?
Selepas hal tersebut, saat beliau Maju sebagai Capres dalam Pilpres 2014 telah dilakukan Investigasi pada tanggal 25 Mei 2014 tentang asal usul keluarga dan jatidiri Jokowi. Ternyata didapat fakta bahwa Jokowi tidak pernah tinggal di bantaran Kali Pepe Solo, Jokowi adalah keturunan dari pasangan yang cukup berada.
Bapak dan Paman nya adalah pengusaha Meubel di Solo, Selain itu didapat juga fakta bahwa Kakek beliau pernah Menjabat sebagai Lurah. Sungguh menjadi pertimbangan sekaligus pertanyaan besar jika ada tudingan bahwa beliau Chinese, Apakah ada orang Chinese yang bisa menjadi Lurah pada masa itu ?
Pada tanggal 19 Mei 2016 BIN juga telah mengeluarkan statement tegas bahwa Bapak Presiden Jokowi tidak memiliki keterkaitan apalagi terlibat dengan PKI, termasuk juga keluarganya Berdasarkan Pasal 28 ayat 1 UU No.17 tahun 2011 tentang Badan Intelijen Negara. Apakah Kita sebagagai Warga Negara Indonesia juga tidak percaya kepada BIN ?
Teranyar terdapat 2 fakta yang menguatkan diantaranya :
1. Hasil penelitian SMRC (Saiful Mujani Research & Consulting) mengenai isu kebangkitan PKI pada 29 September 2017 menghasilkan hanya ada sekitar 12,6 % yang mempercayai, sementara 86,8 % tidak meyakini adanya kebangkitan PKI. 2. Rpyal Islamic Strategies Studies Center (RISSC) yang berkedudukan di Amman Yordania pada April 2018 merilis Nama Presiden Jokowi masuk kembali dalam Urutan 16 dari jajaran 500 Muslim berpengaruh di Dunia.
Sebagai Aktivis sekaligus Generasi Muda Bangsa ini, saya merasa berkewajiban untuk menyampaikan suatu kebenaran bahwa adalah Benar jika Presiden Jokowi itu bukan PKI.
Kebenaran atas suatu pertimbangan jika TAP MPRS No.25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI yang belum dicabut, Dan UU No.27 tahun 1999 tentang Larangan Ajaran Komunis. Meskipun tetap harus diwaspadai, akan tetapi hal tersebut sudah terkunci oleh Dasar Hukum TAP MPRS & UU No.27/1999 tersebut.
Marilah kita sebagai generasi muda berpikir cerdas, Tabayyun, agar tidak mudah terprovokasi serta hanya jadi kuda tunggangan atau boneka politik karna segelintir Oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab dan ingin memecah belah NKRI, demikian tegas Chandra.
(Reymond)