Laskar Merah Putih Mengecam Keras Pembakaran Bendera Tauhid

PWRIonline.com

 Ketua Umum Laskar Merah Putih (LMP) H. Adek Erfil, Manurung, S.H, mengatakan peristiwa pembakaran Bendera yang bertuliskan kalimat Tauhid LAILA HAILLALLAH MUHAMMADA ROSULULLAH oleh oknum Banser di Garut pada tanggal 22 Oktober 2018 bertepatan dengan Hari Santri Nasional, sangat kami Kecam keras. Video kejadian yang berdurasi 02.05 menit itu sampai kepada kami Markas Besar Laskar Merah Putih. Dalam video tersebut kami melihat dan mempelajari, adanya unsur kesengajaan dari sekelompok oknum Banser untuk melakukan pembakaran. Walaupun maksud dari tujuan” sebenarnya lain atau ingin meninggalkan pesan terhadap kelompok lain, sungguh ini tidak dibenarkan. Kemarahan Umat Islam baik dari dalam maupun dunia Internasional khususnya dari Negara Islam lainnya akan sangat memalukan Negara kita, yang konon katanya umat islam terbesar di dunia. Tidak seharusnya oknum Banser melakukan hal tersebut, terlebih yang mereka tujukan ormas HTI jelas tidak tepat sasaran. Bendera dengan tulisan lafatz tauhid yang dibakar merupakan simbol bagi umat Islam di seluruh dunia.

Apalagi simbol itu merupakan panji panji Islam yang sering dipakai di jaman Rasulullah SAW, sebagai simbol perjuangan untuk ajakan kepada agama Allah. Bagi setiap anak bangsa tidak boleh ada melarang atau menghalang halangi, atau menyebarkan ajaran kebencian terhadap kelompok lainnya, begitu juga dengan HTI.

Negara juga seharusnya berada di posisi yang netral untuk menjaga ketentraman umat, khususnya umat Islam. Oleh karenanya Laskar Merah Putih meminta kepada Aparat Penegak Hukum dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia untuk bersikap bijak dan adil. Segera menindak tegas pelaku pembakaran, dan memproses dengan Hukum yang berlaku di Negara kita.

Laskar Merah Putih juga meminta Kepolisian untuk Memanggil Para Tokoh, baik itu Tokoh Banser ataupun Tokoh Agama yang telah melakukan provokasi kebencian terhadap kelompok lainnya. Dengan memberi persamaan antara bendera dengan Tulisan Tauhid dan bendera HTI.

Seharusnya sebagai Pimpinan Ormas atau Kelompok, apalagi beliau sebagai Ulama yang dihormati dapat memberikan ketenangan kepada umat, bukan malah sebaliknya memprovokasi Umat Islam lainnya untuk saling mengajarkan kebencian. Kepada Ketua Umum Banser untuk segera meminta maaf dan segera mengakhiri polemik yang terjadi. Tidak perlu mencari kambing hitam, atau mencari dalil untuk pembenaran atas apa yang telah dilakukan oleh oknum Banser tersebut.

Dalam suasana tahun politik ini, sekecil apapun celah akan dimanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Dan ini akan mengganggu ketentraman umat dan ketertiban di tengah tengah masyarkat. Dan kita tidak ingin NKRI terpecah belah, akibat keteledoran dan kelalaian terhadap diri kita sendiri. Laskar Merah Putih dengan tegas, meminta kepada Pemerintah, Mengkopolhukam, Kapolri & MUI untuk menyelesaikan hal ini dengan sebaik baiknya dan segera memberi ketenangan kepada umat, khususnya umat Islam yang mulai marah di berbagai tempat di seluruh tanah air, tentu dengan cara yang bijaksana, melalui media ini juga, Laskar Merah Putih memohon kepada Umat Islam untuk dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan melakukan pembalasan. Kita serahkan semuanya kepada Aparat Penegak Hukum untuk menindak lanjuti temuan pembakaran tersebut. Mari sama sama kita jaga Negara kita ini dengan sebaik baiknya.

Tindakan anarkis tidak perlu kita balas dengan tindakan anarkis lainnya. Bila itu sampai terjadi maka Laskar Merah Putih sangat tidak setuju, dan berharap Indonesia dapat kembali damai seperti sedia kala. Setiap anak bangsa bisa saling menghormati, dan saling menjaga perdamaian. Sehingga kita bisa membangun Negara dan Bangsa kita menuju pada Negara yang aman, damai dan mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya sesuai yang diamanatkan didalam Pancasila dan UU 1945. Demikian Press release Ketua Umum Markas Besar Laskar Merah Putih H. Adek Erfil Manurung.S.H.,disampaikan.

Dengan harapan semua dapat diselesaikan dengan cara yang Bijak dan adil.sehingga Negara kita kembali dapat melanjutkan pembangunan dan fokus pada program program yang lebih bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

(Antony)