Hoemasan: Menilai Kondisi Anak-Anak di Lombok Sudah Mulai Bangkit

PWRIonline.com

Tanjung Lombok Utara – Loemongga Hoemasan, istri Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, menilai kondisi anak-anak di Lombok sudah mulai bangkit.

“Saya kira kondisi mereka sangat menggembirakan. Mereka bernyanyi dan bergembira bersama,” kata Loemongga, usai berbagi kegembiraan bersama anak-anak pada acara “One Day For Children” di Lapangan Tanjung, Lombok Utara, Kamis (18/10 /2018).

Dalam acara tersebut, Loemongga tampak duduk di karpet merah bersama ratusan anak-anak di lapangan Tanjung, Lombok Timur. Bertepuk tangan, bernyanyi dan bergembira bersama dengan anak-anak.

Saat tiba aba-aba dari pemandu acara agar anak-anak berdiri, Loemongga Agus Gumiwang juga ikut berdiri. Kemudian bernyanyi, dan mengikuti irama rancak dari musik yang berdentam.

Dalam acara ini disampaikan sejumlah penghargaan, bantuan, dan hadiah kepada berbagai pihak. Loemongga juga membacakan salah satu coretan anak-anak yang digantungkan pada pohon cita-cita.

Menanggapi coretan anak-anak, ia tak lupa ikut memanjatkan doa dan harapan. “Jadilah anak-anak dengan cita-cita yang tinggi dan semoga sukses selalu. Tetap semangat ya,” katanya, disambut tepuk tangan anak-anak.

Sebelumnya, Loemongga sempat berkunjung ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramitha, Lombok Barat.

Dalam kunjungan ini, Loemongga menyapa anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Mereka adalah korban kekerasan seksual yang sebagian besar perempuan.

Loemongga sempat memasuki ruangan istirahat bayi, dan menggendong salah satu di antaranya. Ia juga menyapa dan memberikan hadiah kepada Nurul, anak yang mendapat bantuan operasi bibir sumbing. Kepada anak-anak ini, Loemongga meminta agar mereka bersabar dan tetap semangat.

Pesan Kebangkitan dari Anak
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto sepakat, bahwa anak-anak di Lombok sudah mulai bisa mengatasi trauma. “Saya kira dengan melihat kegembiraan anak – anak tadi, dapat saya katakan sudah 90 persen mereka bangkit dari trauma,” kata Edi.

Edi juga memperhatikan berbagai coretan perasaan dan pikiran anak – anak yang digantungkan di pohon harapan. Di antara mereka mengutarakan keinginannya segera bisa sekolah, bisa membangun masjid, ingin menjadi dokter, dan sebagainya.

“Ini pesan yang sangat dalam dan kuat bahwa anak – anak telah bangkit. Ini juga menunjukkan bahwa anak – anak adalah tunas-tunas bangsa yang tidak mudah patah oleh kejadian gempa bumi kemarin,” kata Edi.

14.000-an Anak Terlayani
Secara umum, terkait pemenuhan hak anak-anak terdampak gempa Lombok, Kemensos telah melakukan tiga upaya rehabilitasi sosial anak.

Yang pertama adalah layanan bergerak, atau mobile service. “Hingga Rabu, 17 Oktober 2018 telah menggelar Pondok Anak Ceria (PAC) di 122 titik lokasi dengan jumlah 14.782 anak yang dilayani,” kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Nahar.

“Di PAC, Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan tim relawan mengajak anak-anak bermain dan bergembira, agar secara bertahap menghilangkan trauma pascagempa,” kata Nahar.

Yang kedua adalah mendirikan Sekretariat Bersama (Sekber) Perlindungan Anak NTB di BRSAMPK Paramitha. di Kabupaten Lombok Barat dan Dinas Sosial Provinsi NTB.

Selain itu, Kementerian Sosial juga mendirikan tempat layanan di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat.

“One Day For Children” merupakan acara yang dirancang untuk memberikan kegembiraan pada anak-anak. Mereka mengikuti aneka lomba, bernyanyi, bergembira, dan berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah.

(Kemensos/Dessy)