PWRIonline.com
Jakarta – Menristekdikti Mohamad Nasir menjadi pembicara kunci pada Sarasehan Antikorupsi Majelis Dewan Guru Besar PTNBH di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jumat (21/09).
Menteri Nasir mengatakan bahwa korupsi masih menjadi salah satu faktor penghambat daya saing bangsa. Menurut Index Persepsi Korupsi 2017, Indonesia menempati urutan ke 96 dari 180 negara. Faktor ini pada akhirnya menghambat banyak aspek yang seharusnya bisa menjadi penentu meningkatnya daya saing bangsa seperti pendidikan, kesehatan, teknologi, inovasi, maupun aspek lain.
“Kuncinya harus betul-betul menerapkan prinsip Good University Governance yang meliputi empat hal yaitu transparancy, fairness, accountability, dan responsibility. Jika keempatnya sudah dipenuhi, saya yakin perguruan tinggi akan terhindar dari korupsi,” ujarnya.
Pada acara yang diselengarakan oleh Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) tersebut, Nasir mengungkapkan juga perlunya pemahaman bagaimana korupsi bisa terjadi di perguruan tinggi mulai dari perencanaan hingga eksekusi penggunaan anggarannya.
“Bisa dilihat mulai dari bagaimana menetapkan Rencana Kinerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) di kampusnya. Kemudian pentingnya peran reviewer untuk mereview RKAT tersebut. Reviewer harus mampu memilah mana kegiatan-yang value added mana yang non value added,” Pungaks Menteri Nasir. (Red)